
Singaraja, 15 Juli 2025 – Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Ganesha kembali menyelenggarakan kegiatan Praktisi Mengajar sebagai upaya mendekatkan mahasiswa dengan praktik langsung di dunia pendidikan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam mata kuliah Belajar dan Pembelajaran kelas A, dengan menghadirkan Gede Arista Wijaya, S.Pd., guru inspiratif dari SMA Negeri 9 Denpasar.
Dalam perkuliahan yang berlangsung interaktif, Gede Arista Wijaya membagikan pengalaman lapangannya dalam menerapkan berbagai metode, media, dan sumber belajar inovatif dalam pembelajaran sejarah. Salah satu sorotan utama adalah penggunaan pendekatan kreatif melalui program yang dikembangkannya sendiri, yaitu SEKAR JEPUN (Sejarah Kreatif & Atraktif Jembatan Pelita Untuk Nusantara).
Program SEKAR JEPUN dirancang sebagai model pembelajaran sejarah yang menggabungkan kreativitas, teknologi, dan pendekatan kontekstual berbasis budaya lokal dan nasional. Dalam pemaparannya, Gede Arista menjelaskan bahwa program ini mendorong siswa untuk aktif mengeksplorasi sejarah melalui kegiatan berbasis proyek, pertunjukan kreatif, media digital, serta sumber belajar lokal, seperti cerita rakyat, artefak, dan situs sejarah.
“SEKAR JEPUN menjadi jembatan antara kekayaan sejarah bangsa dan dunia belajar siswa masa kini. Kami ingin sejarah tidak hanya dihafal, tapi dihayati, dipahami secara kritis, dan dirayakan dengan cara-cara yang menyenangkan,” jelasnya di hadapan mahasiswa.
Mahasiswa tampak sangat antusias menanggapi materi yang disampaikan. Mereka diajak mendiskusikan bagaimana pembelajaran sejarah dapat dikemas menjadi lebih bermakna dan kontekstual. Gede Arista juga menyampaikan contoh penerapan SEKAR JEPUN di kelas, seperti membuat drama sejarah, vlog edukatif, hingga menggelar pameran mini bertema peristiwa sejarah lokal.
Dosen pengampu mata kuliah menyampaikan apresiasi atas kontribusi Gede Arista yang dinilai mampu membuka wawasan mahasiswa tentang pentingnya inovasi dalam pendidikan sejarah. Ia menekankan bahwa kehadiran praktisi seperti ini sangat membantu mahasiswa untuk melihat keterkaitan antara teori yang dipelajari di kampus dengan realita pembelajaran di sekolah.
“Kami bangga bisa menghadirkan guru yang tidak hanya inspiratif, tetapi juga telah membuktikan karyanya di lapangan. SEKAR JEPUN adalah contoh nyata bagaimana kreativitas bisa menghidupkan pelajaran sejarah,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Prodi Pendidikan Sejarah terus menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan pembelajaran yang transformatif, berakar pada praktik terbaik, serta relevan dengan kebutuhan pendidikan abad ke-21.